Rabu, 12 Desember 2012

Kearifan Lokal Lestarikan Ikan Semah Di Indonesia

IkanDewa.com - Ikan Semah merupakan jenis ikan asli ekonomis penting yang menghuni perairan tawar Indonesia. Adanya aktivitas penangkapan lebih, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan perubahan kondisi lingkungan perairan menyebabkan kelestarian jenis ikan ini menjadi terancam. Lebih jauh, ikan Semah sudah termasuk ikan air tawar yang telah dilindungi, sehingga upaya konservasinya sangat diperlukan dan menjadi sesuatu yang mendesak demi kelestarian jenis ikan ini. Selain itu, dipandang dari aspek biologi, konservasi spesies sangat penting karena fungsinya yang signifikan terhadap komunitas akuatik dan pentingnya sistem akuatik dari keseluruhan biosfer.

a.    Kearifan Lokal Ikan Semah di Sumatera Utara

Lokasi habitat ikan semah, jurung atau batak di Provinsi Sumatera Utara antara lain ada di Sekitar perairan Danau Toba, Sungai Asahan Porsea, Aek Sirambe Nauli Balige, Sungai  Bohorok dan Wampu di Langkat.  Di daerah Toba-Samosir (Tobasa), ikan batak atau jurung dipakai untuk acara adat seperti mengupa-upa, yaitu upacara dimana ikan batak atau jurung dimakan oleh orang orang yang akan di upacarai (upa upa), acara adat tersebut seperti acara orang yang akan menunaikan ibadah haji, pasangan yang belum punya keturunan dan lain-lain.

Sementara itu ikan jurung dari Kabupaten Langkat khususnya dari daerah Bohorok (Sungai Bohorok dan Wampu) umumnya digunakan sebagai ikan konsumsi yang cukup mahal (Rp. 200.000/Kg) di beberapa restoran di kota Binjai dan Medan. Ikan jurung di restoran dipajang di dalam akuarium dalam keadaan hidup dan baru akan di masak jika ada pemesan. Menu masakan ikan jurung antara lain steam jurung, jurung goreng, bakar, tumis, sambal lado, asam manis, tauco dan gulai asam. Harga Rp. 20.000/porsi (ukuran 100 g). Ikan jurung di daerah Bohorok hidup di hulu sungai berarus deras seperti Hulu Sungai Bohorok dan Wampu.

Pada sungai ini aktivitas penangkapan tidak banyak, biasanya penduduk menangkap ikan hanya sebagai kegiatan sampingan. Alat tangkap yang di gunakan di sungai Haborsahan antara lain jala dan bubu. Hasil tangkapan ikan (khususnya ikan batak) biasanya tidak langsung dikonsumsi, melainkan di pelihara di kolam atau sawah mereka untuk dibesarkan dan baru akan di konsumsi jika ada yang memesan untuk upacara adat. 

b.    Kearifan Lokal Ikan Semah di Sumatera Selatan

Pada umumnya di sungai-sungai tempat dilakukan penelitian ikan semah di Sumatera Selatan, aktivitas penangkapan tidak banyak, biasanya penduduk menangkap ikan hanya sebagai kegiatan sampingan setelah bekerja di sawah atau kebun. Alat tangkap yang di gunakan di sungai ini antara lain jala. Hasil tangkapan ikan (khususnya ikan cengkak) biasanya langsung dikonsumsi dan dipelihara di kolam-kolam. Harga ikan cengkak ukuran 15-20 cm berkisar antara Rp. 50.000-Rp.50.000 per kg. Semakin besar ukuran ikan harga akan semakin tinggi juga.
Ikan ini banyak juga dipelihara penduduk setempat, dan hanya akan dikonsumsi pada saat mereka mempunyai hajat besar. Tujuan menghidangkan ikan ini tak lain sebagai penghormatan terhadap tamu yang datang.

c.    Kearifan Lokal Ikan Semah di Jawa Barat

Kabupaten Kuningan sebagian besar merupakan daerah pegunungan yang terletak di bagian Timur Jawa Barat dan berbatasan dengan Kabupaten Cirebon di sebelah utara, barat dengan Kab. Majalengka, selatan dengan Ciamis dan Timur dengan Brebes. Potensi parawisata yang dikembangkan berhubungan dengan sejarah penyebaran ikan Semah atau Kancra bodas (yang kemudian disebut ikan dewa) di beberapa lokasi, diantaranya Cibulan, Cigugur, Darmaloka dan  Pesawahan.

Di Kuningan ikan Semah merupakan ikan yang dikeramatkan dan dikenal dengan sebutan ikan Dewa (kecuali di daerah Telaga Remis dan Telaga Nilem yang menyebutnya sebagai ikan Kancra alam).  Mitos tentang ikan Dewa merupakan kearifan lokal yang kemudian melindunginya dari kepunahan karena masyarakat tidak berani mengganggu apalagi memakan ikan ini.  Diperkirakan jumlahnya mencapai 33.000 ekor dan jumlah tersebut relatif tidak berubah. Bila ikan ini mati, maka akan diperlakukan seperti manusia, yaitu diberi kain kafan dan dikuburkan. Tidak ada satu penduduk pun yang berani untuk memakan ikan yang telah mati itu.

Karakteristik habitat ikan semah di Kabupaten Kuningan berbeda dengan di Sumatera Utara  dan Sumatera Selatan, karena habitat ikan semah  di Kuningan umumnya berupa kolam atau telaga yang mempunyai kondisi air yang tenang atau tidak berarus. Kolam yang ada memang dibuat untuk ikan tersebut seperti di Darmaloka dan Cibulan dimana ikaan semah dikeramatkan. Ikan semah yang terlepas atau yang liar dapat di jumpai di daerah Telaga Nilem dan Telaga Remis.

Narasumber:
Penulis: Safran Makmur, M.Si. dan Dina Muthmainnah, M.Si.

0 komentar:

Posting Komentar